Salah satu kandidat calon presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, berencana untuk memungkinkan investasi asing pada produk properti apartemen. Hal tersebut untuk meningkatkan penerimaan pajak, dan merupakan langkah yang bisa memacu tingginya permintaan properti di segmen kelas atas.
Mantan Ketua Umum DPP Realestate Indonesia (REI), Setyo Maharso, yang menjadi salah satu tim kampanye Jokowi mengatakan, bahwa pembeli asing akan mampu membeli apartemen bernilai setidaknya 2,5 miliar rupiah atau 210,000 dollar AS di Jakart dan di kota-kota utama lainnya, seperti Pulau Bali.
"Orang asing dilarang langsung membeli properti di Indonesia, dan itu justeru menyebabkan transaksi ilegal," katanya di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Terkait hal itu, lanjut Maharso, Jokowi tidak melakukan pertaruhan politik dalam kampanyenya yang penuh dengan retorika anti-asing. Dia mengatakan, kandidat capres nomor 2 itu akan membuktikan pentingnya investor asing.
"Jika pemerintah membuka pasar untuk orang asing, hal itu akan menguntungkan pemerintah karena mereka bisa mendapatkan lebih banyak pendapatan dari pajak dan pasar properti akan menjadi menarik," timpal Anton Sitorus, dari Jones Lang LaSalle Inc.
"Asing bisa membeli 5 sampai 8 apartemen di Indonesia, sementara di Singapura, Hong Kong dan Australia mereka hanya bisa mendapatkan satu," kata Sitorus, mengacu pada harga yang lebih murah.
Menurut Maharso, orang asing juga akan dapat membeli properti minimal 200 meter persegi di daerah termasuk Batam, dan kota-kota pelabuhan seperti Surabaya atau Makassar. Data Jones Lang LaSalle memaparkan, untuk sewa tahunan apartemen mewah rata-rata menembus angka 220 dollar AS per meter persegi pada kuartal pertama.
"Orang asing membeli rumah menggunakan istri atau suami mereka di Indonesia sehingga Indonesia kehilangan pendapatan dari mereka," kata Maharso.
Dia mengatakan, tingginya inflasi dan harga properti yang melebihi tingkat suku bunga telah mendorong penjualan real estate domestik dalam beberapa tahun terakhir. Dengan dilarangnya orang asing memiliki properti, maka Indonesia telah menepis lonjakan permintaan lokal ketimbang arus modal masuk yang mendorong kenaikan harga rumah di negara tetangga seperti Singapura dan Hong Kong.
Bank Indonesia melihat harga properti residensial pada kuartal kedua naik 7,9 persen dari tahun sebelumnya. Jones Lang LaSalle sendiri memperkirakan, bahwa permintaan di pasar apartemen mewah tahun ini melambat akibat kenaikan suku bunga tahun lalu dan Pemilu 2014.
Pameran Properti, sebuah situs yang membantu para pencari properti menemukan properti-properti yang unggul dan masih ditawarkan dengan harga yang sangat menarik atau pre-sale.Mantan Ketua Umum DPP Realestate Indonesia (REI), Setyo Maharso, yang menjadi salah satu tim kampanye Jokowi mengatakan, bahwa pembeli asing akan mampu membeli apartemen bernilai setidaknya 2,5 miliar rupiah atau 210,000 dollar AS di Jakart dan di kota-kota utama lainnya, seperti Pulau Bali.
"Orang asing dilarang langsung membeli properti di Indonesia, dan itu justeru menyebabkan transaksi ilegal," katanya di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Terkait hal itu, lanjut Maharso, Jokowi tidak melakukan pertaruhan politik dalam kampanyenya yang penuh dengan retorika anti-asing. Dia mengatakan, kandidat capres nomor 2 itu akan membuktikan pentingnya investor asing.
"Jika pemerintah membuka pasar untuk orang asing, hal itu akan menguntungkan pemerintah karena mereka bisa mendapatkan lebih banyak pendapatan dari pajak dan pasar properti akan menjadi menarik," timpal Anton Sitorus, dari Jones Lang LaSalle Inc.
"Asing bisa membeli 5 sampai 8 apartemen di Indonesia, sementara di Singapura, Hong Kong dan Australia mereka hanya bisa mendapatkan satu," kata Sitorus, mengacu pada harga yang lebih murah.
Menurut Maharso, orang asing juga akan dapat membeli properti minimal 200 meter persegi di daerah termasuk Batam, dan kota-kota pelabuhan seperti Surabaya atau Makassar. Data Jones Lang LaSalle memaparkan, untuk sewa tahunan apartemen mewah rata-rata menembus angka 220 dollar AS per meter persegi pada kuartal pertama.
"Orang asing membeli rumah menggunakan istri atau suami mereka di Indonesia sehingga Indonesia kehilangan pendapatan dari mereka," kata Maharso.
Dia mengatakan, tingginya inflasi dan harga properti yang melebihi tingkat suku bunga telah mendorong penjualan real estate domestik dalam beberapa tahun terakhir. Dengan dilarangnya orang asing memiliki properti, maka Indonesia telah menepis lonjakan permintaan lokal ketimbang arus modal masuk yang mendorong kenaikan harga rumah di negara tetangga seperti Singapura dan Hong Kong.
Bank Indonesia melihat harga properti residensial pada kuartal kedua naik 7,9 persen dari tahun sebelumnya. Jones Lang LaSalle sendiri memperkirakan, bahwa permintaan di pasar apartemen mewah tahun ini melambat akibat kenaikan suku bunga tahun lalu dan Pemilu 2014.
Jakarta Garden City adalah perumahan terbaik tahun 2010.