Senin, 20 Januari 2014

Potensi DeVins Condotel di Tengah Minimnya Hotel dan Villa di Puncak

Kenaikan Jumlah Kendaraan melewati Tol Jagorawi dari tahun 2010 – 2011 mencapai 30%. Dan untuk tahun 2015 bila diasumsikan kenaikan sebesar 20% per tahun diperkirakan kendaraan yang melalui tol Jagorawi sudah diatas 1.000.000 kendaraan per hari.


 

Dan menurut perhitungan kasar, ada sekitar 30% dari kendaraan-kendaraan di atas menuju atau melalui pintu tol Ciawi/ Puncak, ditemukan angka sebesar 300.000 kendaraan. Dari jumlah di atas berdasarkan survey ada sekitar 5% potensi kamar yang dibutuhkan atau diperlukan. Maka angka yang dihasilkan sebagai gambaran besarnya kebutuhan unit kamar hotel/villa di Puncak adalah sebanyak 15.000 kamar.

 

Sedangkan sampai dengan tahun 2016, unit kamar/ villa yang tersedia bila dimasukkan dengan unit kamar/ villa pada Proyek yang sedang dibangun saat ini adalah kurang dari 2.500 unit kamar/ villa.

 

Semua itu belum diperhitungkan dengan Villa atau Hotel yang sekarang inimarak dirobohkan oleh Pemda Bogor dalam upayanya mengembalikan daerah resapan air guna meminimalisir Banjir di ibukota Jakarta. Dan pula dengan sangat terbatasnya lahan di Puncak tetapi tidak mengurangi animo masyarakat untuk berekreasi atau mengadakan rapat-seminar yang diselenggarakan kantor-kantor di ibukota.

 

Itulah mengapa, deVins Puncak Condotel melihat pasar potensial yang sangat menganga ini sebagai suatu kesempatan besar yang harus dimanfaatkan. DeVins Puncak berani memberikan ROI, Return Masa Tunggu, Profit Sharing yang sangatmenguntungkan dan Buy Back Guarantee 100% karena melihat potensi keuntungan yang dapat diraih bersama rekan Investor. Investor diajak untuk ikut menikmati keuntungan yang di depan mata ini. Maka bila dikatakan Investasi property ini adalah Risk-Free Investment.

Kamis, 09 Januari 2014

Penggusuran Villa Liar di Puncak Menjadi Motor Pasar Properti Bogor

Setelah melakukan inventarisasi bangunan bermasalah di kawasan lindung Puncak, akhirnya Pemerintah Kabupaten Bogor memutuskan membongkar 1.265 vila tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Kepala Dinas Tata Bangunan dan Perumahan Kabupaten Bogor, Mas'an Djajuli, mengatakan pembongkaran terhadap vila tanpa IMB di kawasan tersebut, karena kondisi alam Puncak yang mengkhawatirkan, menyusul maraknya pembangunan vila yang tidak memperhatikan aspek resapan air.

Menurutnya, dari daftar pemilik vila terdapat nama sejumlah jenderal, pejabat, dan pengusaha. Bahkan villa mewah milik salah satu direktur perusahaan penerbangan yang berada di atas lahan seluas 2 hektare juga masuk dalam daftar villa yang akan dibongkar.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Risdiawan, mengatakan kebijakan Pemerintah Bogor membongkar vila liar di Puncak patut diberi apresiasi. Meski demikian, politisi PDI-Perjuangan ini berharap anggaran pembongkaran tidak dilimpahkan sepenuhnya ke Pemkab Bogor, akan tetapi ada bantuan dari pemerintah pusat.

"Pemasalahan di kawasan Puncak, sudah sepantasnya dilakukan tidak hanya oleh Pemkab Bogor, tetapi juga bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, terutama untuk masalah pembiayaan.

 

Penertiban di Puncak, Bogor ini jelas selain akan mengurangi banjir di Jakarta juga akan membuat Puncak menjadi lebih sejuk dan asri. Sebuah keadaan yang akhir-akhir ini semakin menghilang dari Puncak itu sendiri.


Di sisi lain, penertiban ini secara langsung meningkatkan kebutuhan akan villa atau hotel di Puncak. Pengembang deVins Hotel and Condominium sudah mengantungi Izin Lokasi dan sudah mulai melakukan pembangunan akhir tahun 2013 lalu, diperkirakan Condominium dan Condotel di Puncak akan menjadi pilihan utama para wisatawan Puncak, karena kelengkapan fasilitas rekreasi. Bahkan, unit-unit deVins juga sudah dapat dimiliki, sebagai sebuah Investasi property dan juga tempat rekreasi guna mengusir kejenuhan hidup sehari-hari.